BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Lalat adalah jenis serangga
yang berasal dari sub ordo
Cyclorrapha ordo
Diptera.
Secara morfologi lalat dibedakan dari nyamuk
(sub ordo
Nematocera) berdasarkan ukuran antenanya;
lalat berantena pendek, sedangkan nyamuk berantena panjang. Lalat umumnya
mempunyai sepasang sayap asli serta sepasang sayap kecil yang digunakan untuk
menjaga stabilitas saat terbang. Lalat sering hidup di antara manusia dan
sebagian jenis dapat menyebabkan penyakit yang serius. Lalat disebut penyebar
penyakit yang sangat serius karena setiap lalat hinggap di suatu tempat, kurang
lebih 125.000 kuman yang jatuh ke tempat tersebut.
Lalat sangat
mengandalkan penglihatan
untuk bertahan hidup. Mata
majemuk lalat terdiri atas ribuan lensa
dan sangat peka terhadap gerakan. Beberapa jenis lalat memiliki penglihatan
tiga dimensi yang akurat. Beberapa jenis lalat lain, misalnya Ormia ochracea, memiliki organ pendengaran
yang sangat canggih.
Adanya satu pasang
paten, sayap
metathoracic membedakan lalat dari serangga lain, seperti lalat capung, capung,
damselflies, stoneflies, whiteflies, kunang-kunang, alderflies, dobsonflies,
snakeflies, sawflies, caddisflies , kupu-kupu atau scorpionflies. Namun, beberapa lalat
memiliki sayap sekunder, misalnya banyak anggota superfamili Hippoboscoidea dan
beberapa spesies yang inquilines di koloni serangga sosial.
Lalat terdiri 240.000
spesies, lalat memiliki peranan
yang sangat penting baik dari segi ekologi dan manusia (medis dan ekonomi).
Lalat sebagai penyebar penyakit, bertindak sebagai vektor untuk malaria, demam
berdarah, virus West Nile, demam kuning, ensefalitis dan penyakit menular
lainnya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini masalah yang akan
dibahas diantaranya:
1.2.1 Apa jenis serangga vektor lalat!
1.2.2 Lalat termasuk golongan insecta apa?
1.2.3 Mengetahui taksonomi lalat.
1.2.4 Mengerahui morfologi lalat.
1.3 TUJUAN PENULISAN
Untuk memahami dan mempelajari tentang vektor lalat
secara lengkap dan utuh terutama dalam kaitannya dengan makhluk hidup dan lingkungan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lalat adalah
jenis serangga yang berasal dari sub ordo
Cyclorrapha ordo Diptera . Secara morfologi lalat dibedakan dari
nyamuk (subordo Nematocera) berdasarkan ukuran antenanya ; lalat
memiliki antena pendek dan memiliki mata majemuk. Karena itu lalat sangat mengandalkan penglihatan untuk
bertahan hidup. Mata majemuk lalat terdiri atas ribuan lensa dan
sangat peka terhadap gerakan lalat juga memiliki sepasang sayap untuk dapat
terbang dan juga sepasang sayap kecil sebagai penyeimbang.
Siklus hidup lalat dimulai dari telur. Telur-telur lalat itu perlu waktu 1 hari untuk
menetasnya larva dan diperlukan waktu 3–5 hari untuk berubah dari larva menjadi
pupa atau kepompong dan pada hari ke 7 pupa
tersebut berubah bentuk menjadi lalat dewasa. Lalat dewasa dapat hidup kurang lebih selama 21
hari. Tapi pada
kondisi yang sejuk umur lalat dapat mencapai 3 bulan.
Lalat ini sebenarnya tidaklah mengganggu jika
jumlahnya tidak banyak. Namun kita
sering kali melihat lalat berkerumun disekitar tempat tinggal kita, bisa diluar
ataupun didalam rumah. Jika
jumlahnya banyak tentu akan sangat menggangu pemandangan juga dari segi
kebersihan juga kesehatan. Karena memang mereka lalat hidup
diantara lingkungan manusia. Sadar atau
tidak lalat adalah ancaman bagi kesehatan manusia. Penting bagi kita untuk
memahami tentang lalat ini agar kita dapat mencegah atau mengontrol
perkembangbiakannya.
Tempat
berkembang biak
(breeding site) dari lalat adalah tempat-tempat yang kotor seperti kotoran
manusia/hewan dan sampah dari sisa makanan, sisa daging, sisa ikan ataupun sisa
sayuran yang membusuk juga bangkai. Ini disebabkan adanya proses fermentasi
menarik perhatian lalat. Namun lalat
juga hewan yang menyukai makanan manis.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Jenis-Jenis Lalat
Terdapat beberapa jenis lalat. jenis-jenis lalat ini berbeda dari
ciri fisik, pola hidup, maupun kebiasaaan serta penyakit yang
ditularkan.Jenis-jenis lalat yang sudah diklasifikasikan adalah sebagai
berikut:
Lalat rumah
(Musca domestica)
Ini jenis lalat yang paling banyak
terdapat diantara jenis-jenis lalat rumah. Karena fungsinya sebagai vektor tranmisi mekanis dari berbagai bibit
penyakit disertai jumlahnya yang banyak dan hubungannya yang erat dengan
lingkungan hidup manusia, maka jenis lalat Musca domestica ini merupakan jenis
lalat yang terpenting ditinjau dari sudut kesehatan manusia. Dalam waktu 4-20 hari setelah muncul dari stadium
larva, lalat betina sudah bisa mulai bertelur. Telur-telur putih, berbentuk
oval dengan ukuran panjang ± 1 mm. Setiap kali bertelur diletakkan 75-150
telur. Seekor lalat biasanya diletakkan dalam retak-retak dari medium pembiakan
pada bagian-bagian yang tidak terkena sinar matahari. Pada suhu panas
telur-telur ini menetas dalam waktu 12-24 jam dan larva-larva yang muncul masuk
lebih jauh ke dalam medium sambil memakannya.
Setelah 3-4 hari, biasanya 4-7 hari, larva-larva itu berubah
menjadi pupa. Larva - larva akan mati pada suhu yang terlalu panas. Suhu yang
disukai ± 30-35°C, tetapi pada waktu akan menjadi pupa mereka mencari
tempat-tempat yang lebih dingin dan lebih kering. Pupa berbentuk lonjong ± 7 mm
panjang, dan berwarna merah coklat tua. Biasanya pupa terdapat pada pinggir
medium yang kering atau didalam tanah. Stadium pupa berlangsung 4-5 hari, bisa
juga 3 hari pada suhu 35°C atau beberapa minggu pada suhu rendah.
Lalat dewasa keluar dari pupa, kalau
perlu menembus keluar dari tanah, kemudian jalan-jalan sampai sayap-sayapnya
berkembang, mengering dan mengeras. Ini terjadi dalam waktu 1 jam pada suhu
panas sampai 15 jam untuk ia bisa terbang. Lalat dewasa bisa kawin setiap saat
setelah ia bisa terbang dan bertelur dalam waktu 4-20 hari setelah keluar dari
pupa. Jangka waktu minimum untuk satu siklus hidup lengkap 8 hari pada kondisi
yang menguntungkan. Lalat dewasa hidup 2-4 minggu pada musim panas dan lebih
lama pada musim dingin, mereka paling aktif pada suhu 32,5°C dan akan mati pada
suhu 45°C. Mereka melampaui musim dingin (over wintering) sebagai lalat dewasa,
dan berkembang biak di tempat-tempat yang relatif terlindung seperti kandang ternak
dan gudang-gudang (Santi, 2001).
Lalat kecil (Fannia canicularis)
Lalat rumah kecil ini menyerupai
lalat rumah biasa, tetapi ukuran mereka jauh lebih kecil. Mereka membiak di kotoran manusia dan hewan dan
juga dibagian- bagian tumbuhan yang membusuk, misalnya di tumpukan rumput yang
membusuk.
Lalat kandang (Stomaxys calaitrans)
Mereka menyerupai lalat rumah biasa,
tetapi mereka mempunyai kebiasaan untuk menggigit.
Tempat pembiakan hanya di tumbuhan-tumbuhan yang membusuk. Siklus hidupnya 21-25
hari. Jenis lalat ini tidak penting untuk tranmisi penyakit manusia tetapi
mereka bisa memindahkan penyakit-penyakit pada binatang.
Lalat hijau (Lucilia sertica)
Jenis-jenis ini meletakkan
telur-telur mereka pada daging. Jenis-jenis lalat ini lebih jarang masuk dalam rumah-rumah dan restoran-restoran daripada
lalat rumah biasa, karena itu mereka dianggap tidak terlalu penting sebagai
vektor penyakit manusia.
Lalat daging (Sarcophaga)
Jenis-jenis lalat ini termasuk dalam
genus Sarcophaga, artinya pemakan daging. Ukuran mereka
besar dan terdapat bintik meraka pada ujung badan mereka. Larva dari banyak jenis-jenis lalat ini hidup dalam
daging, tetapi pembiakan bisa juga terjadi dalam kotoran binatang. Beberapa
jenis tidak bertelur tetapi mengeluarkan larva. Mereka jarang masuk dalam
rumah-rumah dan restoran-restoran dan karena itu mereka tidak penting sebagai
vektor mekanis penyakit manusia. Tetapi mereka bisa menyebabkan myasis pada
manusia.
3.2 Pola Hidup Lalat
Lalat memiliki pola hidup yang dapat
dipelajari. Mempelajari pola hidup lalat sangat penting
untuk menghindari penyabaran lalat yang tidak terkendali yang dapat disebabkan
oleh lalat. Lalat dapat menyerbarkan berbagai jenis penyakit yang sangat
merugikan bagi manusia.
Adapun pola hidup lalat adalah
sebagai berikut (Depkes RI, 1992):
Tempat Perindukan
Tempat yang disenangi lalat adalah
tempat basah, benda-benda organik, tinja, sampah basah, kotoran binatang, tumbuh-tumbuhan busuk. Kotoran yang
menumpuk secara kumulatif sangat disenangi oleh larva lalat, sedangkan yang
tercecer yang dipakai sebagai tempat berkembang biak lalat.
Jarak Terbang
Jarak terbang
lalat sangat tergantung pada adanya makanan yang tersedia. Jarak terbang
efektif adalah 450-900 meter. Lalat tidak kuat terbang menantang arah angin,
tetapi sebaliknya lalat akan terbang mencapai 1 km.
Kebiasaan Makan
Lalat dewasa
sangat aktif sepanjang hari, dari makanan yang satu ke makanan yang lain. Lalat
sangat tertarik pada makanan yang dimakan oleh manusia sehari-hari, seperti
gula, susu dan makanan lainnya, kotoran manusia serta darah. Sehubungan dengan
bentuk mulutnya, lalat hanya makan dalam bentuk cair atau makan yang basah,
sedangkan makanan yang kering dibasahi oleh ludahnya terlebih dahulu lalu
dihisap.
Tempat Istirahat
Pada siang
hari bila lalat tidak makan, mereka akan beristirahat pada lantai, dinding,
langit-langit, jemuran pakaian, rumput-rumput, kawat listrik, serta lalat menyukai
tempat-tempat tepi yang tajam dan permukaannya vertikal. Biasanya tempat
istirahatnya terletak berdekatan dengan tempat makanannya atau tempat
berbiaknya dan biasanya terlindung dari angin. Tempat istirahat tersebut
biasanya tidak lebih dari 4,5 meter dari atas permukaan tanah.
Lama Hidup
Lama
kehidupan lalat sangat tergantung pada makanan, air dan temperature. Pada musim
panas berkisar antara 2-4 minggu, sedangkan pada musim dingin bisa mencapai 70
hari.
Temperatur
Lalat mulai
terbang pada temperatur 15°C dan aktivitas optimumnya pada temperatur 21°C.
Pada temperatur dibawah 7,5°C tidak aktif dan di atas 45°C terjadi kematian
pada lalat.
Kelembaban
Kelembaban
erat hubungannya dengan temperatur setempat. Dimana kelembaban ini berbanding
terbalik dengan temperatur. Jumlah lalat pada musim hujan lebih banyak daripada
musim panas. Lalat sangat sensitif terhadap angin kencang, sehingga kurang
aktif untuk keluar mencari makan pada waktu kecepatan angin yang tinggi.
Cahaya
Lalat
merupakan serangga yang bersifat fototropik (menyukai cahaya). Pada malam hari tidak aktif, namun bisa aktif dengan
sinar buatan. Efek sinar pada lalat tergantung sepenuhnya pada temperatur dan
kelembaban.
3.3 Cara Mencegah atau Memutus Perkembangbiakan
Lalat
Berbagai semprotan anti serangga
berbahan kimia, seringkali dipilih sebagai cara mudah dan cepat
membunuh/mengusir serangga. Cara jitu ini juga meninggalkan racun buat tubuh
manusia. Jika salah
dalam penggunaan, kita bisa keracunan. Pemberantasan
lalat dengan insektisida harus dilakukan
hanya untuk periode yang singkat apabila sangat diperlukan
karena menjadi resiten yang cepat.Aplikasi yang efektif dari insektisida dapat
secara sementara memberantas lalat dengan cepat, yang aman diperlukan
pada KLB kolera, desentri atau trachoma. Penggunaan pestisida ini dapat
dilakukan melalui cara umpan (baits),
penyemprotan dengan efek residu (residual spraying) dan pengasapan (space
spaying).
3.3.1
Cengkeh
Wangi
cengkeh ternyata cukup efektif mengusir lalat. Ada dua cara memanfaatkan
wewangian rempah yang satu ini. Pertama, cara yang paling sederhana. Rendam
cengkeh secukupnya, pada semangkuk air. Kemudian letakkan rendaman cengkeh tadi
pada tempat yang banyak dihinggapi lalat. Untuk mendapatkan wangi yang lebih tajam, padukan
wangi cengkeh dengan apel. Caranya, siapkan satu buah apel yang sudah matang.
Penuhi seluruh permukaan apel dengan cengkeh, dengan cara menusukkan
bunga-bunga cengkeh ke permukaan kulit apel. Letakkan apel yang sudah terutup
cengkeh ini di atas meja. Lalat pun enggan mendekat.
3.3.2
Pandan
Wangi pandan, ternyata juga bisa
dicoba untuk mengusir lalat. Caranya cukup mudah. Cukup siapkan beberapa helai
daun pandan, kemudian iris halus. Letakkan irisan daun pandan tadi pada sebuah
mangkuk atau piring. Terakhir, tempatkan piring atau mangkuk tadi di tempat
yang banyak dihinggapi lalat.
3.3.3
Lavender
Lavender merupakan salah satu
tanaman, yang wanginya tidak disukai serangga. Anda bisa menempatkan beberapa
tangkai bunga lavender di dalam rumah, untuk mengusir lalat. Selain mengusir
lalat, bunga-bunga lavender ini juga mempercantik tampilan ruangan.
3.3.4
Perangkap
Lalat (Fly Trap)
Lalat dalam jumlah
yang besar/padat dapat ditangkap dengan
alat ini. Tempat yang menarik lalat untuk berkembang biak dan
mencari makan adalah kontainer yang gelap Bila lalat
mencoba makan terbang maka/mereka akan
tertangkap dalam perangkap dalam perangkap yang diletakkan dimulut kontainer
yang terbuka itu.
3.3.5
Pemasangan kasa kawat/plastik pada pintu dan jendela serta lubang angin/ventilasi
Kelima cara ini
bersifat mencegah atau memutus siklus perkembang biakan Lalat dewasa yaitu
dengan menghilangkan atau meminimalkan tempat lalat dewasa untuk
menetaskan telurnya.Tempat yang disenangi adalah tempat yang basah
seperti sampah basah, kotoran binatang, tumbuh-tumbuhan busuk, kotoran yang
menumpuk secara kumulatif (dikandang). Karena itu
tempat sampah haruslah menjadi perhatian utama.Usahakan tempat sampah dalam
keadaan kering,membuang sampah yang bersifat basah dengan bau yang khas sangat
digemari lalat karena itu masukkan dalam kantong plastik dan di ikat
rapat. Menjaga
kebersihan kandang hewan peliharaan juga harus diperhatikan
karena pada kotoran hewan yang lembab dan masih
baru mudah berkembang biak (normal nya lebih kurang satu minggu)
3.4
Taksonomi Lalat
3.5 Morfologi Lalat
Keterangan
gambar:
a. Antena
b. Mata
c. Tibia
d. Tarsus
e. Protorax
f. Abdominal segmen
g. Sayap
Klasifikasi
Lalat Buah Berikut merupakan klasifikasi dari Drosophila melanogaster :
Kingdom:
Animalia, Phyllum: Arthropoda, Kelas:
Insecta, Ordo: Diptera, Famili: Drosophilidae, Genus:
Drosophila, Spesies: Drosophila melanogaster.
Morfologi Drosophila melanogaster mempunyai panjang tubuh
sekitar 3 sampai 4 mm, tubuhnya berwarna kuning kecoklatan. Telur Drosophila berbentuk
benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina
dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan
meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur p erhari dan
mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari. Telur Drosophila dilapisi oleh dua
lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan
suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya
terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari
telur tersebut. Pada ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa
masuk ke dalam telur. Walaupun banyak sperma yang masuk ke dalam mikrophyle
tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan pronuleus betina dan yang
lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Lalat adalah
jenis serangga yang berasal dari sub ordo
Cyclorrapha ordo Diptera . Secara morfologi lalat dibedakan dari
nyamuk (subordo Nematocera) berdasarkan ukuran antenanya ; lalat
memiliki antena pendek dan memiliki mata majemuk. Karena itu lalat sangat mengandalkan penglihatan untuk
bertahan hidup. Mata majemuk lalat terdiri atas ribuan lensa dan
sangat peka terhadap gerakan lalat juga memiliki sepasang sayap untuk dapat
terbang dan juga sepasang sayap kecil sebagai penyeimbang.
Lalat terdiri 240.000
spesies, lalat memiliki peranan
yang sangat penting baik dari segi ekologi dan manusia (medis dan ekonomi).
Lalat sebagai penyebar penyakit, bertindak sebagai vektor untuk malaria, demam
berdarah, virus West Nile, demam kuning, ensefalitis dan penyakit menular
lainnya.
4.2 Saran
Untuk lebih memahami semua tentang Vektor Lalat, disarankan
para pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah
ini. Selain itu,
diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari–hari.
DAFTAR PUSTAKA
http://imeykakunsi.blogspot.com/2013/12pengendalian-vektor-dan-binatang.html/diunduh.tgl.06-09-2014
Hidayat, P.
(2005) Pengenalan ordo dan beberapa famili serta anggota spesiesnya
(format PDF, diakses 8 Maret 2006). Slide matakuliah Pengantar
Perlindungan Tanaman. Departemen Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor/diunduh.tgl.06-09-2014
http://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2010/09/diktatvektor-2010-bag-1-3.pdf /diunduh.tgl.06-09-2014