Senin, 13 Oktober 2014

Vektor Lalat

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Lalat adalah jenis serangga yang berasal dari sub ordo Cyclorrapha ordo Diptera. Secara morfologi lalat dibedakan dari nyamuk (sub ordo Nematocera) berdasarkan ukuran antenanya; lalat berantena pendek, sedangkan nyamuk berantena panjang. Lalat umumnya mempunyai sepasang sayap asli serta sepasang sayap kecil yang digunakan untuk menjaga stabilitas saat terbang. Lalat sering hidup di antara manusia dan sebagian jenis dapat menyebabkan penyakit yang serius. Lalat disebut penyebar penyakit yang sangat serius karena setiap lalat hinggap di suatu tempat, kurang lebih 125.000 kuman yang jatuh ke tempat tersebut.
Lalat sangat mengandalkan penglihatan untuk bertahan hidup. Mata majemuk lalat terdiri atas ribuan lensa dan sangat peka terhadap gerakan. Beberapa jenis lalat memiliki penglihatan tiga dimensi yang akurat. Beberapa jenis lalat lain, misalnya Ormia ochracea, memiliki organ pendengaran yang sangat canggih.
Adanya satu pasang paten, sayap metathoracic membedakan lalat dari serangga lain, seperti lalat capung, capung, damselflies, stoneflies, whiteflies, kunang-kunang, alderflies, dobsonflies, snakeflies, sawflies, caddisflies , kupu-kupu atau scorpionflies. Namun, beberapa lalat memiliki sayap sekunder, misalnya banyak anggota superfamili Hippoboscoidea dan beberapa spesies yang inquilines di koloni serangga sosial.
Lalat terdiri 240.000 spesies, lalat memiliki peranan yang sangat penting baik dari segi ekologi dan manusia (medis dan ekonomi). Lalat sebagai penyebar penyakit, bertindak sebagai vektor untuk malaria, demam berdarah, virus West Nile, demam kuning, ensefalitis dan penyakit menular lainnya.



1.2 RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini masalah yang akan dibahas diantaranya:
1.2.1 Apa jenis serangga vektor lalat!
1.2.2 Lalat termasuk golongan insecta apa?
1.2.3 Mengetahui taksonomi lalat.
1.2.4 Mengerahui morfologi lalat.


1.3  TUJUAN PENULISAN
Untuk memahami dan mempelajari tentang vektor lalat secara lengkap dan utuh terutama dalam kaitannya dengan makhluk hidup dan lingkungan.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Lalat adalah jenis serangga yang berasal dari sub ordo Cyclorrapha ordo Diptera . Secara morfologi lalat dibedakan dari nyamuk (subordo Nematocera) berdasarkan ukuran antenanya ; lalat memiliki antena pendek dan memiliki mata majemuk. Karena itu lalat sangat mengandalkan penglihatan untuk bertahan hidup. Mata majemuk lalat terdiri atas ribuan lensa dan sangat peka terhadap gerakan lalat juga memiliki sepasang sayap untuk dapat terbang dan juga sepasang sayap kecil sebagai penyeimbang.
Siklus hidup lalat dimulai dari telur. Telur-telur lalat itu perlu waktu 1 hari untuk menetasnya larva dan diperlukan waktu 3–5 hari untuk berubah dari larva menjadi pupa atau kepompong dan pada hari ke 7 pupa tersebut  berubah  bentuk menjadi lalat dewasa. Lalat dewasa dapat  hidup kurang lebih selama 21 hari. Tapi pada kondisi yang sejuk umur lalat dapat mencapai 3 bulan.
Lalat ini sebenarnya tidaklah mengganggu jika jumlahnya tidak banyak. Namun kita sering kali melihat lalat berkerumun disekitar tempat tinggal kita, bisa diluar ataupun didalam rumah. Jika jumlahnya banyak tentu akan sangat menggangu pemandangan juga dari segi kebersihan juga kesehatan. Karena memang mereka lalat hidup diantara lingkungan manusia. Sadar atau tidak lalat adalah ancaman bagi kesehatan manusia. Penting bagi kita untuk memahami tentang lalat ini agar kita dapat mencegah atau mengontrol perkembangbiakannya.
           Tempat berkembang biak (breeding site) dari lalat adalah tempat-tempat yang kotor seperti kotoran manusia/hewan dan sampah dari sisa makanan, sisa daging, sisa ikan ataupun sisa sayuran yang membusuk juga bangkai. Ini disebabkan adanya proses fermentasi menarik perhatian lalat. Namun lalat  juga hewan yang menyukai makanan manis.



BAB III
PEMBAHASAN

3.1  Jenis-Jenis Lalat
 Terdapat beberapa jenis lalat. jenis-jenis lalat ini berbeda dari ciri fisik, pola hidup, maupun kebiasaaan serta penyakit yang ditularkan.Jenis-jenis lalat yang sudah diklasifikasikan adalah sebagai berikut:

Lalat rumah (Musca domestica)











Ini jenis lalat yang paling banyak terdapat diantara jenis-jenis lalat rumah. Karena fungsinya sebagai vektor tranmisi mekanis dari berbagai bibit penyakit disertai jumlahnya yang banyak dan hubungannya yang erat dengan lingkungan hidup manusia, maka jenis lalat Musca domestica ini merupakan jenis lalat yang terpenting ditinjau dari sudut kesehatan manusia.  Dalam waktu 4-20 hari setelah muncul dari stadium larva, lalat betina sudah bisa mulai bertelur. Telur-telur putih, berbentuk oval dengan ukuran panjang ± 1 mm. Setiap kali bertelur diletakkan 75-150 telur. Seekor lalat biasanya diletakkan dalam retak-retak dari medium pembiakan pada bagian-bagian yang tidak terkena sinar matahari. Pada suhu panas telur-telur ini menetas dalam waktu 12-24 jam dan larva-larva yang muncul masuk lebih jauh ke dalam medium sambil memakannya.
Setelah 3-4 hari, biasanya 4-7 hari, larva-larva itu berubah menjadi pupa. Larva - larva akan mati pada suhu yang terlalu panas. Suhu yang disukai ± 30-35°C, tetapi pada waktu akan menjadi pupa mereka mencari tempat-tempat yang lebih dingin dan lebih kering. Pupa berbentuk lonjong ± 7 mm panjang, dan berwarna merah coklat tua. Biasanya pupa terdapat pada pinggir medium yang kering atau didalam tanah. Stadium pupa berlangsung 4-5 hari, bisa juga 3 hari pada suhu 35°C atau beberapa minggu pada suhu rendah.
Lalat dewasa keluar dari pupa, kalau perlu menembus keluar dari tanah, kemudian jalan-jalan sampai sayap-sayapnya berkembang, mengering dan mengeras. Ini terjadi dalam waktu 1 jam pada suhu panas sampai 15 jam untuk ia bisa terbang. Lalat dewasa bisa kawin setiap saat setelah ia bisa terbang dan bertelur dalam waktu 4-20 hari setelah keluar dari pupa. Jangka waktu minimum untuk satu siklus hidup lengkap 8 hari pada kondisi yang menguntungkan. Lalat dewasa hidup 2-4 minggu pada musim panas dan lebih lama pada musim dingin, mereka paling aktif pada suhu 32,5°C dan akan mati pada suhu 45°C. Mereka melampaui musim dingin (over wintering) sebagai lalat dewasa, dan berkembang biak di tempat-tempat yang relatif terlindung seperti kandang ternak dan gudang-gudang (Santi, 2001).

Lalat kecil (Fannia canicularis)










Lalat rumah kecil ini menyerupai lalat rumah biasa, tetapi ukuran mereka jauh lebih kecil. Mereka membiak di kotoran manusia dan hewan dan juga dibagian- bagian tumbuhan yang membusuk, misalnya di tumpukan rumput yang membusuk. 

Lalat kandang (Stomaxys calaitrans)










Mereka menyerupai lalat rumah biasa, tetapi mereka mempunyai kebiasaan untuk menggigit. Tempat pembiakan hanya di tumbuhan-tumbuhan yang membusuk. Siklus hidupnya 21-25 hari. Jenis lalat ini tidak penting untuk tranmisi penyakit manusia tetapi mereka bisa memindahkan penyakit-penyakit pada binatang.

Lalat hijau (Lucilia sertica)










Jenis-jenis ini meletakkan telur-telur mereka pada daging. Jenis-jenis lalat ini lebih jarang masuk dalam rumah-rumah dan restoran-restoran daripada lalat rumah biasa, karena itu mereka dianggap tidak terlalu penting sebagai vektor penyakit manusia. 


Lalat daging (Sarcophaga)












Jenis-jenis lalat ini termasuk dalam genus Sarcophaga, artinya pemakan daging. Ukuran mereka besar dan terdapat bintik meraka pada ujung badan mereka.  Larva dari banyak jenis-jenis lalat ini hidup dalam daging, tetapi pembiakan bisa juga terjadi dalam kotoran binatang. Beberapa jenis tidak bertelur tetapi mengeluarkan larva. Mereka jarang masuk dalam rumah-rumah dan restoran-restoran dan karena itu mereka tidak penting sebagai vektor mekanis penyakit manusia. Tetapi mereka bisa menyebabkan myasis pada manusia.

3.2  Pola Hidup Lalat
















Lalat memiliki pola hidup yang dapat dipelajari. Mempelajari pola hidup lalat sangat penting untuk menghindari penyabaran lalat yang tidak terkendali yang dapat disebabkan oleh lalat. Lalat dapat menyerbarkan berbagai jenis penyakit yang sangat merugikan bagi manusia.
Adapun pola hidup lalat adalah sebagai berikut (Depkes RI, 1992):

Tempat Perindukan
Tempat yang disenangi lalat adalah tempat basah, benda-benda organik, tinja, sampah basah, kotoran binatang, tumbuh-tumbuhan busuk. Kotoran yang menumpuk secara kumulatif sangat disenangi oleh larva lalat, sedangkan yang tercecer yang dipakai sebagai tempat berkembang biak lalat.

Jarak Terbang
Jarak terbang lalat sangat tergantung pada adanya makanan yang tersedia. Jarak terbang efektif adalah 450-900 meter. Lalat tidak kuat terbang menantang arah angin, tetapi sebaliknya lalat akan terbang mencapai 1 km.

Kebiasaan Makan
Lalat dewasa sangat aktif sepanjang hari, dari makanan yang satu ke makanan yang lain. Lalat sangat tertarik pada makanan yang dimakan oleh manusia sehari-hari, seperti gula, susu dan makanan lainnya, kotoran manusia serta darah. Sehubungan dengan bentuk mulutnya, lalat hanya makan dalam bentuk cair atau makan yang basah, sedangkan makanan yang kering dibasahi oleh ludahnya terlebih dahulu lalu dihisap.

Tempat Istirahat
Pada siang hari bila lalat tidak makan, mereka akan beristirahat pada lantai, dinding, langit-langit, jemuran pakaian, rumput-rumput, kawat listrik, serta lalat menyukai tempat-tempat tepi yang tajam dan permukaannya vertikal. Biasanya tempat istirahatnya terletak berdekatan dengan tempat makanannya atau tempat berbiaknya dan biasanya terlindung dari angin. Tempat istirahat tersebut biasanya tidak lebih dari 4,5 meter dari atas permukaan tanah.

Lama Hidup
Lama kehidupan lalat sangat tergantung pada makanan, air dan temperature. Pada musim panas berkisar antara 2-4 minggu, sedangkan pada musim dingin bisa mencapai 70 hari.

Temperatur
Lalat mulai terbang pada temperatur 15°C dan aktivitas optimumnya pada temperatur 21°C. Pada temperatur dibawah 7,5°C tidak aktif dan di atas 45°C terjadi kematian pada lalat.

Kelembaban
Kelembaban erat hubungannya dengan temperatur setempat. Dimana kelembaban ini berbanding terbalik dengan temperatur. Jumlah lalat pada musim hujan lebih banyak daripada musim panas. Lalat sangat sensitif terhadap angin kencang, sehingga kurang aktif untuk keluar mencari makan pada waktu kecepatan angin yang tinggi.

Cahaya
Lalat merupakan serangga yang bersifat fototropik (menyukai cahaya). Pada malam hari tidak aktif, namun bisa aktif dengan sinar buatan. Efek sinar pada lalat tergantung sepenuhnya pada temperatur dan kelembaban.


3.3  Cara Mencegah atau Memutus Perkembangbiakan Lalat
Berbagai semprotan anti serangga berbahan kimia, seringkali dipilih sebagai cara mudah dan cepat membunuh/mengusir serangga. Cara jitu ini juga meninggalkan racun buat tubuh manusia. Jika salah dalam penggunaan, kita bisa keracunan. Pemberantasan   lalat  dengan  insektisida  harus  dilakukan  hanya  untuk  periode  yang singkat apabila sangat diperlukan karena menjadi resiten yang cepat.Aplikasi yang efektif dari insektisida dapat secara sementara memberantas  lalat dengan cepat, yang aman diperlukan pada KLB kolera, desentri atau trachoma. Penggunaan  pestisida  ini  dapat  dilakukan  melalui  cara  umpan  (baits),  penyemprotan dengan efek residu (residual spraying) dan pengasapan (space spaying).
3.3.1        Cengkeh
Wangi cengkeh ternyata cukup efektif mengusir lalat. Ada dua cara memanfaatkan wewangian rempah yang satu ini. Pertama, cara yang paling sederhana. Rendam cengkeh secukupnya, pada semangkuk air. Kemudian letakkan rendaman cengkeh tadi pada tempat yang banyak dihinggapi lalat. Untuk mendapatkan wangi yang lebih tajam, padukan wangi cengkeh dengan apel. Caranya, siapkan satu buah apel yang sudah matang. Penuhi seluruh permukaan apel dengan cengkeh, dengan cara menusukkan bunga-bunga cengkeh ke permukaan kulit apel. Letakkan apel yang sudah terutup cengkeh ini di atas meja. Lalat pun enggan mendekat.
3.3.2        Pandan
Wangi pandan, ternyata juga bisa dicoba untuk mengusir lalat. Caranya cukup mudah. Cukup siapkan beberapa helai daun pandan, kemudian iris halus. Letakkan irisan daun pandan tadi pada sebuah mangkuk atau piring. Terakhir, tempatkan piring atau mangkuk tadi di tempat yang banyak dihinggapi lalat.

3.3.3        Lavender
Lavender merupakan salah satu tanaman, yang wanginya tidak disukai serangga. Anda bisa menempatkan beberapa tangkai bunga lavender di dalam rumah, untuk mengusir lalat. Selain mengusir lalat, bunga-bunga lavender ini juga mempercantik tampilan ruangan.
3.3.4        Perangkap Lalat (Fly Trap)
Lalat  dalam  jumlah  yang  besar/padat  dapat  ditangkap  dengan  alat  ini. Tempat yang menarik  lalat untuk berkembang  biak dan mencari  makan adalah kontainer  yang gelap Bila  lalat  mencoba  makan  terbang  maka/mereka  akan  tertangkap  dalam  perangkap dalam  perangkap  yang diletakkan  dimulut  kontainer  yang  terbuka  itu.
3.3.5 Pemasangan kasa kawat/plastik pada pintu dan jendela serta lubang angin/ventilasi
Kelima cara ini bersifat mencegah atau memutus siklus perkembang biakan Lalat dewasa yaitu dengan menghilangkan atau meminimalkan tempat lalat dewasa untuk  menetaskan telurnya.Tempat yang disenangi adalah tempat yang basah seperti sampah basah, kotoran binatang, tumbuh-tumbuhan busuk, kotoran yang menumpuk secara kumulatif (dikandang). Karena itu tempat sampah haruslah menjadi perhatian utama.Usahakan tempat sampah dalam keadaan kering,membuang sampah yang bersifat basah dengan bau yang khas sangat digemari lalat karena itu  masukkan dalam kantong plastik dan di ikat rapat. Menjaga kebersihan kandang hewan peliharaan juga harus diperhatikan karena  pada  kotoran  hewan  yang lembab dan masih baru mudah berkembang biak (normal nya lebih kurang satu minggu)

3.4  Taksonomi Lalat
*Taksonomi Phylum/Filum Arthropoda
*Ordo/Bangsa: Diptera
*Familia/Keluarga/Suku: Muscidae, Sarchopagidae, Challiporidae, dll.
*Genus/Marga: Musca, Stomoxys, Phenisia, Sarchopaga, Fannia, dll.
*Species/jenis: Musca domestica, Stomoxys Calcitrans, Phenesia sp, Sarchopaga sp, Fannia sp, dll.

3.5 Morfologi Lalat
















Keterangan gambar:
a.      Antena
b.      Mata
c.       Tibia
d.      Tarsus
e.       Protorax
f.       Abdominal segmen
g.      Sayap
Klasifikasi Lalat Buah Berikut merupakan klasifikasi dari Drosophila melanogaster :
Kingdom: Animalia, Phyllum: Arthropoda, Kelas: Insecta, Ordo: Diptera, Famili: Drosophilidae, Genus: Drosophila, Spesies: Drosophila melanogaster.
Morfologi Drosophila melanogaster mempunyai panjang tubuh sekitar 3 sampai 4 mm, tubuhnya berwarna kuning kecoklatan. Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur p erhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari. Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut. Pada ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun banyak sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio.


BAB IV
PENUTUP

4.1  Kesimpulan
Lalat adalah jenis serangga yang berasal dari sub ordo Cyclorrapha ordo Diptera . Secara morfologi lalat dibedakan dari nyamuk (subordo Nematocera) berdasarkan ukuran antenanya ; lalat memiliki antena pendek dan memiliki mata majemuk. Karena itu lalat sangat mengandalkan penglihatan untuk bertahan hidup. Mata majemuk lalat terdiri atas ribuan lensa dan sangat peka terhadap gerakan lalat juga memiliki sepasang sayap untuk dapat terbang dan juga sepasang sayap kecil sebagai penyeimbang.
Lalat terdiri 240.000 spesies, lalat memiliki peranan yang sangat penting baik dari segi ekologi dan manusia (medis dan ekonomi). Lalat sebagai penyebar penyakit, bertindak sebagai vektor untuk malaria, demam berdarah, virus West Nile, demam kuning, ensefalitis dan penyakit menular lainnya.

4.2  Saran
Untuk lebih memahami semua tentang Vektor Lalat, disarankan para pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Selain itu, diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari–hari.


DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, P. (2005) Pengenalan ordo dan beberapa famili serta anggota spesiesnya (format PDF, diakses 8 Maret 2006). Slide matakuliah Pengantar Perlindungan Tanaman. Departemen Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor/diunduh.tgl.06-09-2014




Tidak ada komentar:

Posting Komentar